Pengertian Islam Nusantara dalah suatu wajah atau wujud empiris agama Islam yang dikembangkan di Indonesia dengan menyesuaikan kondisi, dan urf kondisi di nusantara. Islam Nusantara lahir sejak abad ke -16 sebagai hasil dari kontekstualisasi, interaksi, iterprestasi, indigenisasi serta vernakularisasi terkait ajaran agama islam yang universal. Ajaran tersebut sesuai dengan realitas sosial dan buadya di Indonesia. Term ini untuk pertama kalinya, secara resmi dijadikan sebagai dasar gerakan yang ditetapkan dalam Muktamar ke-33 di Jombang pada tahun 2015 silam.
Dari pengertian di atas, Islam Nusantara bukan merupakan madzhab baru yang kemudian patut dibenturkan dengan syariat agama. Islam nusantara tidak jauh beda dengan Islam di Yaman, Islam di Arab saudi, Islamnya Mesir dan negara lainnya. Perbedaan mendasar ada para penerapan fiqh yang berbeda sesuai dengan madzhab yang di anut serta kondisi masyarakat.
Kehadiran Islam di Nusantara yang merupakan infiltrasi budaya dengan nilai - nilai Islam di mulai pada awal masa dakwah islam di Nusantara. Dengan adanya fakta bahwa Islam tidak hadir dalam keadaan hampa budaya, maka jelas ada benturan antara keduanya. Ulama berusaha memasukkan nilai Islam di dalam pelaksanaan ritual budaya,
Contoh Tradisi Islam Nusantara di Indonesia |
Beberapa contoh Islam Nusantara yang ada di Indonesia antara lain :
Contoh Tradisi Islam Nusantara
- Tradisi Tabot
Salah satu tradisi islam nusantara adalah upacara Tabot. Upacara Tabot atau Tabuik adalah upacara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Bengkulu. Upacara tersebut dimaksudkan untuk mengenang Hasan dan Husein, cucu Rasulullah yang juga putra Sayyidina Ali Bin Abi Thalib. Sebagaimana ditulis dalam sejarah, keduanya gugur di dalam peristiwa Karbala.
Perayaan tersebut menurut sumber lokal diketahui pertama kali dilaksanakan oleh Syaikh Burhanudin atau dikenal pula dengan nama Imam Senggolo di tahun 1965.
Menurut sejarah, Imam Senggolo menikah dengan putri bengkulu dan memiliki keturunan. Keturunan Syaikh Burhanudin dan wanita bengkulu tersebut disebut dengan keturunan Tabot.
Istilah Tabot merupakan bahasa arab "Tabut" yang dapat diartikan sebagai kotak kayu atau semacam peti. Acara ini dilsakanakan pada hari 1-10 Muhamarom setiap tahunnya.
Terdapat sembilan rangkaian acara di dalam tradisi Tabot. Di antaranya :
1. Mengambil Tanah
2. Duduk Penja
3. Meradai
4. Menjara
5. Arak Penja
6. Mengarak Penja dengan serban putih
7. Gam
8. Arak Gendang
9. Tabot Tabuang
- Tradisi Sekaten
Di jogjakarta, Tradisi Sekaten merupakan ritual rutin dan sangat dinantikan oleh Msayarakat. Sekaten sendiri sebenarnya berasal dari kata "Syahadatain" yang kemudian oleh orang jawa disebut Sekaten. Inti dari tradisi ini adalah mengenang jasa wali songo yang telah menyebarkan agama Islam di Jawa.
Seperti diketahui, Sunan Bonang sebagai salah satu dari sesepuh walisongo sangat mahir dalam menggubah syair jawa serta memainkan gamelan. Melalui gamelan beliau mendakwahkan Islam. Pada setiap pukulan gamelan, Sunan Bunang mengiringinya dengan bacaan Syahadatain. Akulturasi budaya tersebut kemudian dipahami sebagai bentuk islam yang ramah dan rahmah.
Pada acara tersebut, gamelan yang digunakan adalah gamelan Sekaten atau Ki Sekati yang terdiri dari dua rancak yaitu Kyai Kanjeng Guntur Madu, dan Kyai Kanjeng Nogowilogo. Keduanya dibuat oleh Sunan Giri dan sampai sekarang menjadi pengiring dalam kegiatan Sekaten. Hingga kini acara Sekaten masih lestari di Yogyakarta dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan asing maupun domestik.
Rabu Wekasan adalah hari rabu terakhir di bulan Safar. Menurut keterangan yang bersumber dari beberapa kitab, pada hari rabu safar adalah hari dimana turunnya bala dan musibah. Oleh karenanya, sebagian masyarakat kemudian mengadakan selamatan dengan melakukan sholat sunah 100 rakaat.
Di Bangka, tradisi islam nusantara Rabu Wekasan dilaksanakan di desa Air Anyer, Kecamatan Merawang. Masyarakat membawa ketupat tolak bala, air wafa dan makanan bersama.
Acara diawali dengan berdirinya seseorang di depan pintu masjid dan menghadap keluar lalu mengumandangkan adzan. Lalu disusul dengan pembacaan doa bersama-sama. Selesai berdoa semua yang hadir menarik atau melepaskan anyaman ketupat tolak balak yang telah tersedia tadi, satu persatu menurut jumlah yang dibawa sambil menyebut nama keluarganya masing-masing.
Kemudian dilanjutkan dengan acara makan bersama. Setelah itu, masing-masing pergi mengambil air wafak yang telah disediakan untuk semua angngota keluarganya. Setelah selesai acara ini mereka pulang dan bersilahturahmi ke rumah tetangga atau keluarganya.
Pada acara tersebut, gamelan yang digunakan adalah gamelan Sekaten atau Ki Sekati yang terdiri dari dua rancak yaitu Kyai Kanjeng Guntur Madu, dan Kyai Kanjeng Nogowilogo. Keduanya dibuat oleh Sunan Giri dan sampai sekarang menjadi pengiring dalam kegiatan Sekaten. Hingga kini acara Sekaten masih lestari di Yogyakarta dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan asing maupun domestik.
- Tradisi Rabu Wekasan
Rabu Wekasan adalah hari rabu terakhir di bulan Safar. Menurut keterangan yang bersumber dari beberapa kitab, pada hari rabu safar adalah hari dimana turunnya bala dan musibah. Oleh karenanya, sebagian masyarakat kemudian mengadakan selamatan dengan melakukan sholat sunah 100 rakaat.
Di Bangka, tradisi islam nusantara Rabu Wekasan dilaksanakan di desa Air Anyer, Kecamatan Merawang. Masyarakat membawa ketupat tolak bala, air wafa dan makanan bersama.
Acara diawali dengan berdirinya seseorang di depan pintu masjid dan menghadap keluar lalu mengumandangkan adzan. Lalu disusul dengan pembacaan doa bersama-sama. Selesai berdoa semua yang hadir menarik atau melepaskan anyaman ketupat tolak balak yang telah tersedia tadi, satu persatu menurut jumlah yang dibawa sambil menyebut nama keluarganya masing-masing.
Kemudian dilanjutkan dengan acara makan bersama. Setelah itu, masing-masing pergi mengambil air wafak yang telah disediakan untuk semua angngota keluarganya. Setelah selesai acara ini mereka pulang dan bersilahturahmi ke rumah tetangga atau keluarganya.
Acara ditandai dengan adzan seorang muadzin yang berdiri di depan masjid dan menghadap ke arah luar. Setelah itu, dilakukan doa bersama, setelah dosa usai, masyarakat yang hadir melepaskan anyaman janur yang ada di ketupat sembari menyebut nama keluarga atau seseorang yang ingin dijauhkan dari bala musibah.
Setelah itu, acara selanjutnya adalah makan bersama. diteruskan dengan mengamibl air wafak yang boleh dibawa pulang untuk keluarga.
Budaya adalah hasil karya manusia yang sesuai dengan keyakinan dan watak masyarakat. Karena sudah mengakar menjadi keyakinan dan kebiasaan, kebudayaan tersebut tidak bisa dihilangkan begitu saja. Sejarah telah menceritakan bagaimana kebudayaan yang didasari dengan keyakinan, ketika dibenturkan atau dihilangkan, yang terjadi kemudian adalah konflik serta peperangan.
Walisongo faham betul bahwa watak Indonesia selama ribuan tahun telah meyakini adanya kekuatan roh - roh. Tidak jarang, roh dianggap seperti dewa yang mampu memberi rejeki, membawa musibah bahkan kematian. Karenanya, walisongo tidak berusaha merubah kebudayaan dengan kekerasan, namun membawa kebudayaan kepada kebudayaan lain.
Setelah itu, acara selanjutnya adalah makan bersama. diteruskan dengan mengamibl air wafak yang boleh dibawa pulang untuk keluarga.
Tradisi Islam Nusantara dan Budaya
Budaya adalah hasil karya manusia yang sesuai dengan keyakinan dan watak masyarakat. Karena sudah mengakar menjadi keyakinan dan kebiasaan, kebudayaan tersebut tidak bisa dihilangkan begitu saja. Sejarah telah menceritakan bagaimana kebudayaan yang didasari dengan keyakinan, ketika dibenturkan atau dihilangkan, yang terjadi kemudian adalah konflik serta peperangan.
Walisongo faham betul bahwa watak Indonesia selama ribuan tahun telah meyakini adanya kekuatan roh - roh. Tidak jarang, roh dianggap seperti dewa yang mampu memberi rejeki, membawa musibah bahkan kematian. Karenanya, walisongo tidak berusaha merubah kebudayaan dengan kekerasan, namun membawa kebudayaan kepada kebudayaan lain.