UTSMAN BIN AFFAN MEMBAKAR Al-QURAN, APAKAH PENGHINAAN?

October 23, 2018
Islam Nusantara ~ Senin, (22/10/2018) pada peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-3 yang dilaksanakan di Lapangan Alun - Alun Limbangan terjadi pembakaran bendera HTI. Peristiwa pembakaran bendera HTI tersebut kemudian dipelintir menjadi opini baru yaitu pembakaran kalimat tauhid. 

Propaganda yang memaksa orang agar berkeyakinan bahwa mereka yang benci HTI beserta atributnya berarti membenci Islam. Mereka yang merusak atribut HTI maka termasuk menghina Islam. Itulah paradigma yang coba dipaksakan oleh neo separatis islam untuk menghancurkan para pembela NKRI dan Pancasila. 

Kaum awam pun ikut berkomentar, yang terjadi kemudian, opini ngawur bertebaran di media sosial. Tuduhan dan hinaan mendera Banser yang selalu konsisten mempertahankan NKRI dengan Pancasilanya. Tuduhan kafir serta ancaman perang pun tak segan digemakan. 

Berkaca dari sejarah, tidak hanya Banser, namun juga Utsman Bin Affan yang merupakan menantu dari Nabi Muhammad. Seorang sahabat yang masuk dalam golongan Khulafaur Rasyidin rupanya pernah membakar Al-Qur'an. Tentu tidak mungkin menuduh Utsman Bin Afan sebagai penghina Al-Quran. Apa yang dilakukannya telah dipertimbangkan dan didasarkan pada alasan yang kuat.

Pembakaran Bendera HTI di Garut oleh Banser
Mengapa Keranda Mayat tidak dibakar? Karena bukan bendera HTI


Pembakaran Al-Quran Oleh Utsman


Terjadi pertikaian dikalangan sahabat terkait dengan Qira'at Al Quran. Dengan semakin luasnya daerah muslimin, tentu saja terjadi perbedaan qiraat yangt terjadi di beberapa wilayah. Setiap dari mereka, mengaku bersumber dari nabi Muhammad dan bersanad sambung dengan apa yang telah nabi ajarkan. 


Dalam kitab Sahih Bukhari,  Fadhailul Qur'an bab Jam'ul Qur'an diterangkan bahwa pada saat terjadinya perang Irminiyah serta Adzabiijaan, seorang sahabat yaitu Hudzaifah Ibnul Yaman mengatakan bahwa telah terjadi perbedaan cara membaca ( Qiraat) Al-Quran yang sangat banyak sehingga ditemuilah wajah qiraat dari beberapa sahabat. Sebagian dianggap salah meski terdapat pula yang benar. 

Setelah mendengar kabar tersebut, Utsman Bin Affan RA kemudian menyeragamkan bacaan dengan sistem kodifikasi utsmani dengan bacaan yang tsabit. Selain itu, Utsman Bin Affan memerintahkan untuk membakar Al-Quran yang tidak sesuai dengan kodifikasi yang telah beliau tetapkan. 

Sayyidina Ali Karohmallohu Wajhahu, pun menegaskan bahwa apa yang ditegaskan oleh Utsman bin Affan adalah suatu tindakan yang tepat. Penegasan tersebut tertuang dalam ucapan beliau : 

لو لم يصنعه عثمان لصنعته
“Jika seandainya Utsman tidak melakukan hal itu maka akulah yang akan melakukannya.”

Pembakaran Al-Quran secara keseluruhan yang dilakukan oleh Utsman Bin Affan tidak termasuk perbuatan penghinaan Al-Quran. Hal tersebut dilakukan agar tidak ada orang yang salah faham terhadap bacaan Al-Quran sekaligus tidak menjadikan Al-Quran sebagai tameng untuk berlindung oleh pemahaman yang salah.

Pembakaran Bendera HTI dan Pembakaran Al Quran


Beda kasus namun hampir sama konteksnya. Konteks pembakaran Al-Quran tentu saja bukan karena kebencian terhadap Al-Quran. Yang beliau lakukan adalah menghancurkan pendapat orang - orang yang mengaku bahwa qiraatya yang benar. 

Apa yang dilakukan oleh Utsman Bin Affan jika terjadi di masa kini, bisa jadi akan viral dan dipelintir oleh para pembenci utsman. 

Konteks yang ingin dihilangkan oleh Utsman pada pembakaran Al-Quran adalah kesalahan membaca Al-Quran serta mematahkan golongan - golongan yang melahirkan qiraat yang salah terhadap Al-Quran. Ciri khusus Al Quran yang dibakar adalah yang tidak sesuai dengan kodifikasi Utsmani.

Sama seperti yang dilakukan oleh Banser. Pembakaran bendera bertuliskan Tauhid harus dipahami konteksnya. Konteks pembakaran bendera oleh Banser adalah pelarangan ormas HTI di Indonesia. Ciri khususnya tentu saja bendera yang biasa digunakan oleh HTI. 

Jika anda ingin membuktikan apakah Banser pembenci kalimat Tauhid atau tidak? carilah kasus pembakaran kalimat tauhid yang tidak identik dengan bendera HTI. Misalkan penutup keranda mayyit. Pernahkah Banser membakar kalimat tauhid yang ada di penutup keranda mayyit? JIka memang Banser pembenci kalimat tauhid, maka, apapun warnanya, ketika terdapat kalimat tauhid, maka pembakaran akan dilsakanakan. 

Namun, kenyataan dilapangan tentu berbeda. Pelarangan bendera tauhid telah secara khusus dilakukan untuk bendera tauhid yang identik dengan ormas HTI. Jika tidak identik dengan ormas HTI, pernahkah banser membakarnya?

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »